Mahasiswa sering kali berbagi informasi pribadi yang terlalu banyak dalam kelas, yang dapat mengganggu proses pembelajaran dan membuat suasana kelas menjadi tidak nyaman. Fenomena ini dikenal sebagai “oversharing” dan dapat merusak hubungan antara siswa dan dosen, serta mengganggu fokus belajar.
Salah satu contoh oversharing yang umum adalah ketika seorang mahasiswa berbicara tentang kehidupan pribadinya, termasuk masalah keluarga, hubungan asmara, atau masalah kesehatan secara terbuka di depan seluruh kelas. Hal ini dapat membuat beberapa siswa merasa tidak nyaman atau terganggu, dan juga dapat mengalihkan perhatian dari materi pelajaran yang seharusnya dipelajari.
Untuk menghadapi masalah ini, dosen perlu memiliki strategi untuk menangani mahasiswa yang sering berbagi informasi pribadi yang tidak relevan. Salah satu cara untuk mengatasi oversharing adalah dengan menetapkan batasan yang jelas dalam kelas mengenai topik pembicaraan yang dapat dibagikan oleh mahasiswa. Dosen juga bisa mengingatkan mahasiswa agar berpikir dua kali sebelum berbagi informasi pribadi yang tidak perlu di depan kelas.
Selain itu, dosen juga bisa menciptakan suasana yang nyaman di kelas sehingga mahasiswa merasa lebih aman untuk berbagi, tanpa harus mengungkapkan informasi yang terlalu pribadi. Dengan menciptakan hubungan yang baik antara dosen dan mahasiswa, akan lebih mudah bagi dosen untuk meredakan oversharing dan menjaga fokus belajar di kelas.
Sebagai mahasiswa, penting bagi kita untuk menyadari batasan antara berbagi informasi pribadi yang relevan dengan pembelajaran dan informasi yang sebaiknya disimpan untuk diri sendiri. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan efektif tanpa terganggu oleh oversharing yang tidak perlu.